Pemilihan Rektor IAI Ibrahimy Pakai Jalur Istikharah, Politisasi Agama Mencuat

- Senin, 28 November 2022 | 20:15 WIB
Ketua Ikatan Alumni Ibrahimy (Ikarimy) Achmad Ali Waffa menolak jalur istikharah dalam pemilihan rektor baru IAI Ibrahimy (Foto : AdaTah/Subahrodin Yusuf )
Ketua Ikatan Alumni Ibrahimy (Ikarimy) Achmad Ali Waffa menolak jalur istikharah dalam pemilihan rektor baru IAI Ibrahimy (Foto : AdaTah/Subahrodin Yusuf )

AdaTah.com - pemilihan rektor baru Institut Agama Islam (IAI) Ibrahimy Genteng Banyuwangi, Jawa Timur sedang menjadi perbincangan di kalangan mahasiswa dan aktivis.

Cara pemilihan rektor baru IAI Ibrahimy dinilai tidak lazim dan diduga menggunakan politisasi agama karena menggunakan jalur istikharah.

Mekanisme istikharah dinilai jauh dari tema penjaringan dan pemilihan yakni Mengawal Pemilihan Rektor Secara Demokratis, Akuntabel, dan Berkeadilan sehingga mencederai demokrasi di kampus.

Baca Juga: Jalur Kalibaru - Genteng Macet, Aliran Banjir Lintasi Jalan Raya

pemilihan rektor baru IAI Ibrahimy terpilih periode 2023-2026 melalui cara istikharah diduga telah disetting sebelumnya sebab calon yang direstui disinyalir akan kalah.

Ketua Ikatan Alumni Ibrahimy (Ikarimy) Achmad Ali Waffa mengatakan, proses pemilihan rektor IAI Ibrahimy awalnya melalui proses penjaringan bakal calon. Proses seperti ini mengadopsi dari sistem demokrasi yang dianut di Indonesia.

Namun seiring berjalannya waktu hingga masuk dalam tahapan pemilihan rektor baru, pihak yayasan yang menaungi kampus hijau tersebut menggunakan mekanisme istikharah.

Baca Juga: Ariel Tatum Akui Sebagai Pejuang Gangguan Kejiwaan, Begini Gejalanya

“Kemudian penentuan rektor baru IAI Ibrahimy memunculkan dugaan politisasi agama,” sebut Waffa.

Sebab, proses pemilihan pemimpin melalui istikharah ini sulit dipertanggungjawabkan kepada jajaran dosen, alumni hingga mahasiswa.

“Karena kita tahu dalam proses demokrasi siapapun yang memilih ini akan mempertanggungjawabkan atas pilihannya,” cetusnya.

Baca Juga: Hujan Lebat Rendam Perkampungan Malangsari, Begini Kondisinya

Kalau melalui proses istikharah, menurutnya, sulit untuk mempertanggung jawabkan. Apalagi, jika pada proses istikharah tersebut tidak mempertimbangkan seluruh anggota yayasan dan jajaran rektorat.

“Kami menginginkan proses demokrasi dalam pemilihan rektor, bukan politisasi agama. Penentuan rektor lewat cara istikharah mencederai kepercayaan publik atas kampus IAI Ibrahimy,” tukasnya.***

Halaman:

Editor: Subahrudin Yusuf

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X